Selasa, 04 Oktober 2011

KELAHIRAN, KEMATIAN, DAN KEHIDUPAN AKHIRAT


Siapa yang butuh Sesudah Mati ?
Menyaksikan sebuah prosesi pemakaman , seseorang yang kebetulan lewat dan penasaran ingin tahu pun menghampiri salah seorang yang berduka dan bertanya, “Boleh saya tahu, sakit apa yang dideritanya ? Ia mati Karena apa ?” memalingkan tatapan matanya yang berlinang air mata dari sang penanya, orang yang berduka itu pun menjawab ringkas ,” Ia mati karena di lahirkan .”
Ya, begitu terlahir ke dunia ini, kita pasti akan mati . Akan tetapi, bagi orang – orang mukmin, kematian tak lain dan tak bukan adalah lorong menuju kehidupan akhirat. Nabi Muhammad saw. Menyampaikan kabar gembira ini dalam salah satu sabda beliau berikut ini :

Tetapi, apakah persyaratan untuk ini ? mari kita dengarkan dari syekh kita, pendiri tarekat sufi al-Jerahi, syekh Nurudin al-jerahi, semoga ruhnya yang agung disucikan :
Berbahagialah mereka yang dalam ketenangan dan kerelaan,  senantiasa memuji Allah semata. Selalu berzikir dan menegakan shalat, mereka akan menjadi cahaya murni. Bila seseorang demikian mencintai kebenaran hingga ia menyuarakan kebenaran senantiasa, hikmah akan menjadi miliknya, dan ia akan beroleh ampunan di akhirat kelak lebih tinggi dari singgasana hati mereka yang berkata Allah Maha Esa; Mereka menangkap kilasannya an berputar – putar. Jangan angkat alis saat saksikan pengemis berpakaian compang – camping; Mereka yang terbiasa sombong dan berbangga diri pada akhirnya akan merugi. Jangan kehilangan kebahagiaan samudera Cinta, demi dunia ini; Jangan menjadi seorang asing di kejauhan, yang jauh terpisah dari Tuhan.
Kami membuka wacana ini dengan sebuah ayat Al qur’an yang memberitahu k ita tentang hari tersebut: hari kematian atau, dengan kata lain, hari kebangkitan, sewaktu para tiran bakall jatuh ke dalam tangan korban – korbannya. Awal mula hari yang menakutkan itu adalah hari sewaktu kita meninggalkan dunia ini, hari kematian. Allah memberitahu kekasihnya bahwa kita pasti ketakutan ketakutan menghadapi hari yang mengerikan itu. Akan tetapi, pada hari itu, hari kematian, orang – orang mukmin akan bergembira karena akan memasuki surga dan bergabung bersama Nabi pilihan. Kepada mereka para malaikat bakal menyampaikan gembira.
“Wahai orang – orang beriman, janganlah kalian takut. Jangan pula kalian bersedih…. Inilah surga yang dijanjikan kepada kalian… inilah kebahagian dan kegembiraan… bagi kalian ada anugerah dan nikmat abadi.”
Sesungguhnya orang – orang yang mengatakan,” Tuhan kami adalah Allah” dan kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),” Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian bersedih,” dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian [Q.S 41:30].
Seluruh upaya duniawi kita, segala perolehan yang kita banggakan, dimanakah semuanya ini akan berakhir kalau bukan di dalam kuburan ? cepat atau lambat, kehidupan ini pasti akan berlalu dan berakhir, dan semuanya tiba – tiba sirna dan tidak ada. Dalam kehidupan fana ini, segala sesuatu bersifat semesntar, mampir sebentar, dan tidak abadi.
Misalnya saja, kesehatan dan kebugaran tidak selalu menyertai kita. Kita hidup hingga berumur lima puluhpun dengan sejumlah pengorbanan. Akan tetapi, selanjutnya ke manakah perginya”telur – sarang “ kita kalau bukan kepada tagihan dokter ? sungguh benar ucapan : “ dimasa muda, kita gunakan kesehatan kita untuk mencari rezeki, diusia senja, kita gunakan rezeki itu untuk memperoleh lagi kesehatan kita.”
Kekuasaan duniawi pun ditakdirkan mengalami kehancuran dan kepunahan. Banyak sekali kota besar kini berubah menajdi puing-puing reruntuhan. Dimanakah para pemilik berbagai istana dan rumah besar yang kosong itu ?
Hal serupa juga berlaku pada masa muda. Ia dating dan pergi secepat musim semi dengan meninggalkan sedikit kenangan manis. Sungguh. Segenap kehidupan ini tidak lain adalah sebuah mimpi atau mimpi buruk. Kita terjatuh ke dalam alam mimpi atau mimpi buruk ini sewaktu tertidur lelapdalam dekapan ibu kita dan tiba-tiba terjaga sewaktu kepala kita membentur papan

Tidak ada komentar: