Siapa
yang butuh Sesudah Mati ?
Menyaksikan
sebuah prosesi pemakaman , seseorang yang kebetulan lewat dan penasaran ingin
tahu pun menghampiri salah seorang yang berduka dan bertanya, “Boleh saya tahu,
sakit apa yang dideritanya ? Ia mati Karena apa ?” memalingkan tatapan matanya
yang berlinang air mata dari sang penanya, orang yang berduka itu pun menjawab
ringkas ,” Ia mati karena di lahirkan .”
Ya,
begitu terlahir ke dunia ini, kita pasti akan mati . Akan tetapi, bagi orang –
orang mukmin, kematian tak lain dan tak bukan adalah lorong menuju kehidupan
akhirat. Nabi Muhammad saw. Menyampaikan kabar gembira ini dalam salah satu
sabda beliau berikut ini :
Tetapi,
apakah persyaratan untuk ini ? mari kita dengarkan dari syekh kita, pendiri
tarekat sufi al-Jerahi, syekh Nurudin al-jerahi, semoga ruhnya yang agung
disucikan :
Berbahagialah mereka yang dalam
ketenangan dan kerelaan, senantiasa
memuji Allah semata. Selalu berzikir dan menegakan shalat, mereka akan menjadi
cahaya murni. Bila seseorang demikian mencintai kebenaran hingga ia menyuarakan
kebenaran senantiasa, hikmah akan menjadi miliknya, dan ia akan beroleh ampunan
di akhirat kelak lebih tinggi dari singgasana hati mereka yang berkata Allah
Maha Esa; Mereka menangkap kilasannya an berputar – putar. Jangan angkat alis
saat saksikan pengemis berpakaian compang – camping; Mereka yang terbiasa
sombong dan berbangga diri pada akhirnya akan merugi. Jangan kehilangan
kebahagiaan samudera Cinta, demi dunia ini; Jangan menjadi seorang asing di
kejauhan, yang jauh terpisah dari Tuhan.
Kami
membuka wacana ini dengan sebuah ayat Al qur’an yang memberitahu k ita tentang
hari tersebut: hari kematian atau, dengan kata lain, hari kebangkitan, sewaktu
para tiran bakall jatuh ke dalam tangan korban – korbannya. Awal mula hari yang
menakutkan itu adalah hari sewaktu kita meninggalkan dunia ini, hari kematian.
Allah memberitahu kekasihnya bahwa kita pasti ketakutan ketakutan menghadapi
hari yang mengerikan itu. Akan tetapi, pada hari itu, hari kematian, orang –
orang mukmin akan bergembira karena akan memasuki surga dan bergabung bersama
Nabi pilihan. Kepada mereka para malaikat bakal menyampaikan gembira.
“Wahai
orang – orang beriman, janganlah kalian takut. Jangan pula kalian bersedih….
Inilah surga yang dijanjikan kepada kalian… inilah kebahagian dan kegembiraan…
bagi kalian ada anugerah dan nikmat abadi.”
Sesungguhnya orang – orang yang
mengatakan,” Tuhan kami adalah Allah” dan kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),” Janganlah
kalian merasa takut dan janganlah kalian bersedih,” dan gembirakanlah mereka
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian [Q.S
41:30].
Seluruh
upaya duniawi kita, segala perolehan yang kita banggakan, dimanakah semuanya
ini akan berakhir kalau bukan di dalam kuburan ? cepat atau lambat, kehidupan
ini pasti akan berlalu dan berakhir, dan semuanya tiba – tiba sirna dan tidak
ada. Dalam kehidupan fana ini, segala sesuatu bersifat semesntar, mampir
sebentar, dan tidak abadi.
Misalnya
saja, kesehatan dan kebugaran tidak selalu menyertai kita. Kita hidup hingga
berumur lima puluhpun dengan sejumlah pengorbanan. Akan tetapi, selanjutnya ke
manakah perginya”telur – sarang “ kita kalau bukan kepada tagihan dokter ?
sungguh benar ucapan : “ dimasa muda, kita gunakan kesehatan kita untuk mencari
rezeki, diusia senja, kita gunakan rezeki itu untuk memperoleh lagi kesehatan
kita.”
Kekuasaan
duniawi pun ditakdirkan mengalami kehancuran dan kepunahan. Banyak sekali kota
besar kini berubah menajdi puing-puing reruntuhan. Dimanakah para pemilik
berbagai istana dan rumah besar yang kosong itu ?
Hal serupa juga
berlaku pada masa muda. Ia dating dan pergi secepat musim semi dengan
meninggalkan sedikit kenangan manis. Sungguh. Segenap kehidupan ini tidak lain
adalah sebuah mimpi atau mimpi buruk. Kita terjatuh ke dalam alam mimpi atau
mimpi buruk ini sewaktu tertidur lelapdalam dekapan ibu kita dan tiba-tiba
terjaga sewaktu kepala kita membentur papan